Cerpen · koran tempo

Perempuan Tinggi Berbuku Besar

Cerpen Yusrizal KW / Koran Tempo (18-19 Maret 2017)

perempuan-tinggi-berbuku-besar-ilustrasi-imam-yunni-koran-tempo
Ilustrasi Imam Yunni

Langkah perempuan itu panjang-panjang. Kalau berjalan wajahnya sedikit tertekuk ke depan mengiringi irama tubuhnya yang kurus agak bungkuk. Rambutnya lujur, beruban. Berkaca mata tebal, selalu mengempit buku besar ukuran folio berwarna batik-batik hijau. Kalau bicara, sesekali membenarkan letak kaca matanya yang sering melorot dari puncak hidungnya. Continue reading “Perempuan Tinggi Berbuku Besar”

Cerpen · kompas

Saat Maut Batal Menjemput

Cerpen Radhar Panca Dahana Kompas/12 Maret 2017

saat-maut-batal-menjemput-ilustrasi-radhar-panca-dahana
Ilustrasi Radhar Panca Dahana/Kompas

AKU tahu, di tiap “sakit itu”, “tak siapa pun di situ”. Kesendirian, kadangkala juga sebuah kesunyian, memang adalah watak sakit yang sebenarnya. Tapi tidak kali ini. “Sakit ini”, rasa sakit yang ada sekarang ini, bahkan “aku pun tidak di sini”. Entah kenapa. Aku belum paham, apakah ini hikmah atau jati diri sakit yang sesungguhnya. Yang melampaui kesadaran biologis bahkan kepekaan psikologisku. Ah… aku…aku sesungguhnya tidak cemas pada “sakit ini atau itu”, aku juga tidak peduli ini watak atau jati diri sakit yang sesungguhnya atau bukan. Apa yang kucemaskan hanyalah kesadaran dan kepekaan itu. Adakah aku masih memilikinya? Continue reading “Saat Maut Batal Menjemput”

Cerpen · kompas

Orang yang Tak Bisa Berbohong

26 Maret 2017, Kompas

orang yang tdak bisa berbohong
Ilustrasi oleh Nyoman Sujana Kenyem/Kompas

Siapa pun tahu, Dia tak bisa berbohong. Apa yang diomongkan selalu benar. Dan selalu tepat pada sasaran. Mangkanya, di kampung, jika ada persoalan penting dan membutuhkan orang yang tak bisa berbohong, maka orang-orang selalu menunjuk Dia. Dan menyatakan: “Dalam sejarah kampung, kita beruntung mempunyai warga seperti Dia. Sehingga, kebenaran selalu dapat terjaga. Kebenaran, yang bagi orang lain sulit untuk diomongkan, tapi bagi Dia selalu saja dapat diomongkan.” Tapi, kini, orang-orang di kampung mencuekkan dia. Dia ada atau tak ada, tak ada yang peduli. Jadi, semacam pepatah: “Datang tanpa muka, pergi tanpa punggung,” itulah Dia. Dia yang mungkin lebih banyak hidup dan bergerak sendirian.  Dia yang ketika berjumpa dengan orang-orang, lebih banyak dijauhi. Dan lebih banyak seperti angin. Terasa tapi tak terjamah. Continue reading “Orang yang Tak Bisa Berbohong”

Cerpen · jawa pos

Perempuan yang Memikul Dendam

Cerpen A.S. Laksana (Jawa Pos, 26 Maret 2017)

Perempuan yang Memikul Dendam ilustrasi Bagus Hariadi (Jawa Pos)
Ilustrasi Bagus Hariadi/Jawa Pos

Sudah hampir pukul sebelas malam. Tempat ini adalah bagian terburuk dari pusat kota; sampah dan anak-anak gelandangan berserak di trotoar. Di depanku seorang bajingan kroco melangkah mabuk, melewati jembatan, berjalan dengan batang-batang kaki goyah ke arah deretan gedung tua. Aku memperlambat langkahku di belakangnya, sampai ia berbelok ke lorong yang memanjang di antara gedung-gedung, tempat para pelacur berjaga di sudut-sudut remang. Continue reading “Perempuan yang Memikul Dendam”